Friday, December 27, 2013

MIND & UNIVERSE (Pikiran & Alam Semesta)

MIND & UNIVERSE (Pikiran & Alam Semesta)
Pikiran ibarat pisau. Dia adalah alat yang mesti diasah
secara berkala untuk memaksimalkan potensinya. Pikiran
bisa berkembang terus-menerus sepanjang hidup.
Pemahaman pun demikian juga, apa yang kita pahami
sebagai sesuatu yang benar mungkin suatu saat tidak
terlalu benar. Sebab, kita telah menemukan pemahaman
yang lebih benar. Misalnya, pemahaman seorang anak
tentang segala sesuatu. Ketika dewasa pemahaman tentang
segala sesuatu semestinya juga turut berkembang, kian
dewasa, makin matang. Namun, kadang ada beberapa
pemahaman kita yang masih ketinggalan. Takut atau jijik
terhadap cicak misalnya, boleh jadi itu sejatinya peninggalan pemahaman kanak-kanak yang
masih tertanam di alam bawah sadar. Ya, itulah contoh salah satu program pikiran yang
tertanam di alam bawah sadar.
Kekuatan pikiran bawah sadar begitu besar. Kekuatan pikiran bawah sadar dapat
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tiga sampai tujuh kali lebih cepat. Pikiran bawah sadar
tidak pernah mengetahui perbedaan antara imajinasi dengan kenyataan. Pikiran bawah sadar
tidak pernah memiliki mekanisme untuk mengetahui hal-hal yang nyata ataupun bukan.
UNIVERSAL CONSCIOUSNESS (Kesadaran Universal)
Pikiran bawah sadar bersifat universal. Proses dan sifat kerja pikiran bawah sadar satu orang
dan yang lain pada umumnya sama, tidak terpengaruh oleh kebangsaan, latar belakang
budaya, atau sejarah. Pikiran bawah sadar seseorang dapat berkomunikasi secara efektif
dengan pikiran bawah sadar orang lain melebihi kemampuan pikiran sadar. Pikiran bawah
sadar sebenarnya merupakan suatu gambaran fakta bahwa semua orang, pada awalnya,
hanyalah manusia biasa, pada saat dilahirkan, yang sama-sama membawa kemampuan mental
dan fisik yang dapat dikembangkan dan juga membawa kemampuan belajar alamiah. Isi
pikiran bawah sadar setiap orang tentunya berbeda, tergantung pada pengalaman, lingkungan,
dan hasil pembelajaran individu tersebut. Namun, bentuk, struktur, atau pola respons yang
bersifat mendasar pada setiap pikiran bawah sadar manusia sangat mirip satu dengan yang
lain. Bisa dikatakan bahwa manusia pada dasarnya sangat berbeda, namun juga sangat mirip.
Pikiran manusia terhubung dengan alam semesta yang dalam bahasa psikology disebut
UNIVERSAL CONSCSIOUSNESS (Kesadaran Semesta/Universal) atau dalam bahasa
biologi disebut MORPHOGENETIC FIELD (Medan Morfogenetika).
Memang penemuan bahwa pikiran manusia terbubung dengan alam semesta masih belum
banyak diketahui orang, dan juga masih banyak yang belum begitu yakin. Akan tetapi 5-10
tahun terakhir bukti-bukti akurat yang memperkuat penemuan ini bermunculan, sehingga
orang skeptik (orang tidak percaya) sekalipun tidak dapat mengelak. Dr. Karl Pribram,
seorang ahli bedah otak, menemukan bahwa otak manusia memuat bayangan alam semesta,
hampir sama dengan proses holografik. Dia mengatakan bahwa pikiran manusia terhubung
dengan konsep alam semesta dan menerima informasi dari alam semesta. Apa buktinya?
Misalnya, Isaac Newton kira-kira mendapat teori gravitasinya dari mana? Siapa yang
mengirim pesan itu ke pikirannya sehingga pada akhirnya dia menemukan teori gravitasi itu?
Ilmuwan Inggris, Jacob Boehm, juga mengemukakan penemuan yang serupa mengenai
konsep holografik, dan temuan ini sudah dipublikasikan pada salah satu jurnal ilmiah terkenal
di Inggris.
Dari temuan itu didapati bahwa alam semesta menghubungkan spesis-spesis atau mahluk
hidup tertentu. Misalnya seekor tikus dilatih untuk menjelajahi suatu ‘maze’ atau labyrinth.
Tikus yang lain juga akan mengetahui ini lebih cepat karena sudah satu ekor tikus yang
memiliki ‘pengetahuan’ itu.
Hal yang serupa juga terjadi pada manusia. Jika salah seorang manusia menguasai suatu
pengetahuan maka akan lebih mudah manusia lain untuk mempelajarinya. Artinya manusia
sudah memiliki pengetahuan yang sama (shared intelligence). Mengapa? Karena alam
semesta membantu memberikan informasi yang sama itu melalui pikiran universal atau
pikiran bawah sadar. Dan temuan ini sudah dipublikasikan melalui tayangan BBC. Kemudian
keterhubungan ini disebut “Morphogenetic Field” (medan morfogenetika).
Orang-orang genius yang menemukan banyak penemuan spektakuler seperti Copernicus,
Galileo Galilei, Sir Isaac Newton, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Graham Bell, dll,
adalah orang-orang yang memiliki pikiran bawah sadar yang terkoneksi kuat dengan alam
semesta sehingga mendapat ide atau informasi yang luar biasa. Kalau tidak dari mana mereka
mendapat ‘hint’ atau ‘petunjuk’ dari penemuan itu? Ketika mereka sudah menemukan maka
kita pun sesama species manusia sudah akan lebih mudah mempelajari temuan mereka.
Mengapa? Karena pikiran kita saling terhubung.
Selanjutnya, seperti sudah disebutkan di atas, dalam otak manusia terdapat 30 miliar neuron
atau syaraf otak. Dan luar biasanya dalam setiap neuron terdapat kumpulan atom yang besar
yang beroperasi seperti komputer yang dapat berhubungan satu sama lain melalui jaringan
otak. Otak manusia beroperasi seperti komputer tetapi dalam skala yang jauh lebih dahsyat.
Bandingkan dengan fakta berikut ini. Hampir semua komputer kantor saling terhubung dan
mampu berkomunikasi dengan komputer lain di kota bahkan negara lain hanya karena satu
modem yang menghubungkan semua jaringan. Misalnya data-data bank yang besar dapat
diakses dari komputer lain pada kantor bank yang sama di kota yang berbeda atau negara
lain. Karena komputer-komputer tersebut saling terhubung. Dan hal ini terjadi karena adanya
jaringan internet.
Nah, pada saat-saat tertentu pikiran manusia juga memiliki keterhubungan dan kemampuan
yang sama. Dengan kata lain pikiran manusia, seperti jaringan komputer, terhubung dengan
pikiran manusia yang lain, dan keterhubungan itu dapat dipicu atau diciptakan melalui alam
semesta. Psikolog ternama Karl Jung menyebut mysteri keterhubungan pikiran ini “universal
conciousness” (kesadaran/pikiran alam semesta) dan ahli biologi Rupert Sheldrake
menyebutnya “morphogenetic field” (medan morfogenetika) dan kita menyebutnya “super
mind”.
Penemuan yang serupa juga mengatakan bahwa semua mahkluk hidup memiliki “Medan
Energy” (Energetic Field) yang khas. Pada tahun 1940 Harold Burr, seorang neuroatomist
dari Yale University, mengadakan penelitian mengenai “medan energy” tersebut. Dan dia
menemukan bahwa semua mahluk hidup memiliki “medan energy” bahkan medan energy
tersebut sudah dapat dideteksi pada tahap embrio.
Kesimpulannya adalah energi-energi inilah yang menghubungkan satu mahluk dengan
mahkluk yang lain. Itulah sebabnya pada saat-saat tertentu akan terjadi kontak energy. Suatu
penelitian di di Jepang diadakan terhadap seratus ekor monyet di suatu pulau yang terpencil.
Seekor monyet yang dianggap paling pandai dari yang lain dipilih dan dilatih. Monyet itu
dilatih bagaimana mencuci kentang. Setelah dicoba pada monyet-monyet lain ternyata
mereka lebih cepat menguasai ‘keahlian’ itu karena satu ekor monyet tadi sudah terlebih
memiliki ‘keahlian’ mencuci kentang.
Dan satu hal yang lebih mengejutkan adalah beberapa bulan kemudian kelompok monyet lain
yang berada di pulau yang lain yang agak berjauhan, entah bagaimana, juga tahu bagaimana
mencuci kentang seperti yang diajarkan pada kelompok monyet di pulau yang satu tadi.
Sekali lagi hal ini membuktikan temuan “Shared Intelligence” (Kecerdasan Bersama) di
atas. Medan energy monyet tersebut tertransfer ke kelompok yang lain sehingga mereka juga
memiliki pengetahuan yang sama.
Pada manusia medan energy ini jauh lebih kuat, dan karena itu keterhubungan atau koneksi
antar manusia itu jauh lebih kuat. Keterhubungan ini sering disebut dengan istilah ‘hubungan
pikiran’ atau ‘hubungan batin’ (mental connection), dan hubungan ini akan lebih terasa oleh
mereka yang memiliki hubungan darah seperi orang tua dan anak, adik kakak, atau saudara.
Itulah sebabnya jika sesuatu terjadi pada saudara kita, kita akan merasakan sesuatu yang
sering kita sebut “firasat”. Hal ini terjadi karena adanya ‘Mental Connection’ atau ‘hubungan
batin’ tadi.
Darimana dan mengapa ada perasaan seperti itu? Seperti dikatakan di atas, kita merasakan
semua itu karena ada alam semesta yang menghubungkan melalui medan energi tadi, seperti
‘sinyal’ yang menghubungkan pikiran yang satu dengan yang lain.

META STATE OF MIND CONTROL
Page 2,3 of 43

No comments: